Minggu, 04 April 2010

Pertemuan pribadiku


Ketika itu badanku terasa ringan dan mengawang di udara. Aku melihat pemandangan yang menakjubkan, tentang sebuah kota yang penuh dengan lampu-lampu dan bayangan gedung-gedung tinggi. Aku melayang kesana kemari dan tiba-tiba aku merasa mual dan pusing. Aku mencari tempat untuk berpijak di bumi, akhirnya kulihat ada dataran nan luas. Disana kuputuskan untuk turun segera....

Aku merasa telah berada di padang gurun yang amat luas, sunyi dan suasananya temaram. Sebenarnya ada perasaan ragu dan takut di hatiku, karena aku bersama seseorang, tidak tahu ada di daerah mana? Kami hanya berjalan dan berjalan tanpa arah, sambil mencoba mencari tempat untuk bertanya. Terus....terus aku berjalan di sepanjang parit sepertinya....
Eh, tidak tahu awalnya, tiba-tiba ada gerombolan orang primitif mengejar kami sambil membawa dedaunan ( nggak tahu untuk apa? ). Wah....kami lari pontang-panting tanpa kenal lelah. Lari....lari....nggak peduli kiri kanan.

Setelah kami yakin telah lolos dari kejaran orang-orang primitif, kami bernafas lega. Sambil berjalan ter tatih-tatih karena kecapaian, kami mencoba mencari rumah penduduk untuk bertanya dan menumpang berteduh. Waduh, teman yang bersamaku sudah mengeluh kesakitan pada bagian perutnya. Jalannya sudah membungkuk menahan sakit. Aku kasihan melihatnya, tapi mau gimana? keadaan kita benar-benar tidak ada pilihan, kecuali terus berjalan dan berjalan.
Kami melihat ada beberapa rumah kokoh yang terbuat dari batu. Ada juga rumah bertingkat seperti model rumah panggung. Tetapi heran kotanya sepiii sekali, seperti kota mati.

Dalam keremangan suasana, akhirnya aku melihat ada satu rumah panggung dengan cat berwarna abu-abu, yang pintunya terbuka. Dengan sisa tenaga, kami menuju rumah tersebut. Beruntung.....ada wanita, tepatnya seorang ibu sedang berdiri di beranda. Wajahnya teduh dengan penutup kepala menjuntai sampai ke bawah. Tanpa basa-basi segera kukatakan bahwa temanku sakit perut dan mohon pertolongannya agar di beri tumpangan serta obat.

Ibu tersebut amat cantik, meskipun tanpa make up.... Ia amat anggun meskipun tanpa baju buatan designer ternama. Ia betul-betul menunjukkan citra seorang wanita yang memiliki kelembutan dan inner beauty yang amat mempesona.
Ia tidak menjawab permintaanku, hanya menunjuk kepada seseorang yang berada di bawah ( karena ibu ini berada di loteng ). Bahasa tubuhnya mengatakan " Tolonglah dahulu anak ini". Lalu kamipun datang kepada seorang yang di tunjuk, tetapi apa jawabnya?
" Kenapa kamu memintakan kesembuhan bagi orang ini ( temanku ), padahal dia mengenal aku?".

Aku tidak bisa berkata apa-apa, tetapi hanya menoleh kepada temanku yang jongkok kesakitan. Ketika aku mau meyakinkan lagi, siapa mereka itu???

Aku terbangun dari tidurku dengan wajah penuh keringat.... Mungkinkah aku telah bertemu dengan Bunda Maria dan Tuhan Yesus, meskipun hanya dalam mimpi? Rasanya aku ingin menyambung mimpiku untuk meminta jawaban dari sejumlah pertanyaan yang ada di kepalaku.....Mungkinkah???


klik>> http://www.rahasiawebsitepemula.com/?id=anjarbinaryani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar