Kamis, 01 April 2010

Kisah Nyata



Pada waktu terjadi konflik di Ambon beberapa tahun yang lalu, menyingkirlah segerombolan umat Kristini ke dalam hutan karena di kejar-kejar musuh. Mereka di pimpin oleh seorang pendeta wanita. Tiga hari lamanya mereka berjalan bahkan kadang merangkak di dalam hutan, tanpa penerangan, melintasi tebing terjal dan jurang yang curam. Mereka tanpa membawa bekal ataupun persiapan apapun, yang mereka pikir hanyalah menyelamatkan diri dari kejaran musuh.

Pada hari ketiga, pada suasana yang amat gelap semua anggota rombongan sudah kehabisan tenaga. Ibu pendeta berdiri di atas sebuah batu besar dan mulai memimpin doa. Ia berdoa mengucap syukur kepada Tuhan karena telah di luputkan dari kengerian besar, sambil menyerahkan semua anggota rombongan ke dalam tangan Tuhan. Ia pun juga mohon, apabila Tuhan mengendaki nyawanya, biarlah ia mati dengan mengenakan jubahnya.
Tiba-tiba di dengarnya suara gemericik air....ada aliran sungai! Maka segeralah ibu pendeta mempesilahkan semua anggota rombongan untuk menyegarkan badan di sungai itu ( minum, membasuh muka, dsb meskipun dalam keadaan gelap gulita ).

Setelah semuanya selesai, berdoalah lagi ibu pendeta mengucap syukur karena telah di berikan air untuk bisa bertahan hidup. Lalu ia mohon petunjuk dari Tuhan sendiri agar berkenan menunjukkan arah mana yang harus di tempuh.
Tiba-tiba ada semacam lampu yang berbentuk panah, menunjukkan suatu arah. Ibu pendeta mengajak anggota rombongan untuk berjalan mengikutinya. Berjalan.....berjalan terus sambil mengikuti arah panah, hingga mereka melihat ada beberapa orang yang tinggi besar sedang mendirikan tenda yang besar. Panah itu menunjukkan ke arah tenda itu, lalu menghilang. Sesampainya rombongan di dekat tenda, orang-orang yang tinggi besar tadi menghilang.

Lalu mereka menemukan tenda yang kokoh, lengkap dengan perapian di situ. Ibu pendeta memerintahkan semua anggotanya untuk mengeringkan baju sejenak sambil berteduh ( karena hari hujan). Setelah semuanya usai mengeringkan baju, ibu pendeta kembali mengucap syukur karena telah di sehatkan dan di kuatkan kembali, sambil mohon di beri petunjuk selanjutnya, arah mana yang harus di tempuh.

Tiba-tiba hujan berhenti dan tenda beserta perapiannya menghilang. Di depan mereka kembali terlihat anak panah yang menunjukkan suatu arah. Seperti sebelumnya, ibu pendeta beserta rombongan mengikuti arah panah itu dengan terus berdoa.

Setelah berjalan beberapa waktu, tiba-tiba ibu pendeta mengentikan langkahnya. Ia bersujud sambil tak hentinya berdoa. Ternyata ia bertemu dengan Tuhan Yesus dan Tuhan berpesan kepadanya "Gembalakanlah domba-dombaKu, Aku akan menyertaimu senantiasa". Maka selanjutnya ia semakin bersemangat memimpin rombongan untuk terus melanjutkan perjalanan di hutan.

Tak lama kemudian ibu pendeta dan rombongan memasuki suatu wilayah desa. Mereka bertemu dengan penduduknya dan merekapun di terima di rumah-rumah penduduk. Ternyata di situ hidup sekelompok orang Ambon asli dengan berbagai macam agama, yang hidup rukun dan damai.

Tuhan Yesus bukanlah cuma sejarah, tetapi Ia ada, dulu, sekarang dan selama-lamanya. Tuhan Yesus, tinggallah di hati kami, sekarang hingga kami menghadapMu....



klik>> http://www.rahasiawebsitepemula.com/?id=anjarbinaryani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar