Rabu, 07 April 2010

Mbah Sukinah


Tidak ada yang tahu usia persisnya. Semuanya serba kira-kira. Seingatnya, simboknya dulu pernah bilang, waktu ia lahir...pas gunung Merapi meletus untuk yang kedua kalinya.Ha..ha..apa nggak ada klu yang lebih jelas to mbah??
Sudahlah, itu tidak penting. Yang penting saat ini ia tetap sehat di usia senjanya.

Ia membuat dan berjualan tempe benguk. Benguk adalah biji kacang-kacangan yang biasa di buat tempe seperti tempe kara atau kedelai. Biji benguk relatif keras di banding yang lain, sehingga prosesnya lebih panjang. Harus di rebus dulu dalam waktu yang cukup lama, agar rasanya 'mak nyus'.

Dulu, ia membuat dan berjualan tempe di pasar setiap hari. Sekarang, mengingat usianya yang semakin renta, ia hanya melakukannya setiap tiga hari sekali. Itupun dibantu oleh anak lelakinya, karena ia sudah tidak kuat kalau harus membawa beban berat.
Betapa rumit pekerjaannya. Ia mencari daun jati di hutan untuk pembungkus tempe, mencuci biji benguk dan merebusnya dengan kayu yang di carinya di hutan. Setelah biji benguk empuk, diangin-anginkan dulu sebelum di taburi ragi. Terakhir di bungkus dan di ikat dengan batang padi. Esok pagi, di tata dengan rapi tempenya dalam tenggok ( bentuknya kotak terbuka, dari anyaman bambu ) untuk kemudian di bawa ke pasar.

Harga per biji tempe amat murah, dibandingkan tenaga dan biaya untuk membuatnya. Hanya Rp 250,- per bungkus!! Untuk ukuran zaman sekarang, harga itu sangat terjangkau oleh lapisan manapun. Dan biasanya, tempe-tempe itu akan habis dalam waktu setengah hari saja.


Ketika aku tanya, mengapa mbah Sukinah menjual tempe dengan harga yang sangat murah? mengingat tempe buatannya, sangat padat dan berisi...( kayak bodi cewek aja..he..he). Dengan gaya bicaranya yang sabar, ia menjelaskan bahwa pekerjaan yang dilakoninya adalah sebagai kewajiban, karena ia berprinsip : "Kalau mau makan, ya harus bekerja". Ia tidak mencari untung yang besar, tetapi ia lebih mengutamakan persaudaraan. Ia hanya butuh membeli kinang ( daun sirih, gambir dan tembakau ), tak perlu membeli emas....karena emas mahal harganya!..ha..ha..

Jalan pikiran seperti mbah Sukinah, amat jarang kita temukan pada masyarakat dewasa ini. Meskipun ia tidak berada, tetapi nilai-nilai luhur yang di ajarkan, menjadikannya kaya hati. Seandainya semua orang berperilaku seperti mbah Sukinah.....

klik>> http://www.rahasiawebsitepemula.com/?id=anjarbinaryani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar