Jumat, 30 April 2010

Jangan menangis Dayu...


Puri yang indah, dengan banyak tanaman tertata rapi, bale yang nyaman dengan kolam ikan dilengkapi pancuran air. Ada pura-pura kecil berjejer, diantara semak tanaman bunga yang semerbak mewangi. Lalu ada taman di dalam griya yang mengesankan harmoni kehidupan yang terdiri dari unsur air, batu dan pepohonan yang asri. Sungguh pandai si empunya rumah menata segala sesuatu, sehingga siapapun yang singgah akan merasa betah untuk berlama-lama tinggal di situ.

Ada anjing golden retriever sebagai pelengkap puri itu. Anjing yang cantik dan pintar, seolah bisa di ajak berkomunikasi. Meskipun hanyalah seekor anjing, sangatlah ia berjasa bagi pemiliknya. Ia menjadi tempat mencurahkan perasaan sayang, menjadi klangenan Dayu setiap harinya....

Dayu adalah wanita Bali yang cantik. Postur tubuhnya semampai, berkulit kuning langsat, bermata lebar dan berhidung mancung. Sekilas wajahnya mirip artis India, Rani Mukerje....

Tidak ada yang mengira bahwa Dayu yang tinggal di dalam Puri yang indah, ternyata adalah seorang yang amat menderita. Ia memiliki 'dunia', tetapi ia seperti kehilangan 'nyawa'. Apa saja yang orang biasa menginginkannya, ia punya. Tetapi kini ia seperti orang yang terhempas dari dunia nyata. Ia hidup dalam kesedihan yang amat panjang. Ia di sakiti dan di tinggalkan oleh orang-orang yang di sayanginya. Suaminya, adiknya, dan orang tuanya.... Keadaannya sekarang, seperti pepatah " Mati tak hendak, hidup tak mau".
Orang mengatakan ia depresi berat, hanya menangis dan menangis saja kerjaannya...
Ia tidak banyak berkata-kata mengenai dirinya, menurutnya itu tidak berarti apa-apa...

Dayu, seandainya kamu bisa berbagi, tentulah lebih ringan bebanmu. Aku memang bukan siapa-siapa, tetapi aku mau menjadi pendengar yang baik buat mu. Aku bisa merasakan bagaimana perasaan orang yang disakiti dan di tinggalkan.... Rasanya seperti luka menganga yang di kucuri air jeruk nipis, perih, sedih dan perlu waktu lama untuk menyembuhkannya. Tetapi semuanya pasti ada akhirnya. Janganlah kita terlihat tak berdaya di mata pria. Perhatikan bunga di tamanmu, yang selalu bermekaran setiap hari, pasti ada energi padanya. Energi itu adalah energi kehidupan...... Energi yang sama ada pada kita. Energi kehidupan itu.....merupakan energi kebangkitan untuk memulai hari baru setiap hari....


klik>> http://www.rahasiawebsitepemula.com/?id=anjarbinaryani

Kamis, 29 April 2010

Di dekat rel kereta



Udara Yogya yang basah sejak pagi, tidak menyurutkan niat kami untuk mengunjungi teman yang sedang sakit. Kami pergi naik 'Trans Jogja', bis umum dengan rute seputar Jogja dengan halte-halte tertentu untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Kami sangat menikmati perjalanan yang lumayan nyaman karena bis ini ber ac neh....

Setelah tiba di daerah Pingit, ada seseorang semacam kondektur memberi informasi, bahwa penumpang yang turun di daerah Pingit...dipersilakan turun.... Ini saatnya kami harus bersiap-siap turun. Tetapi hati kami agak risau, karena hujan deras mulai turun hingga mengaburkan pandangan. Untunglah kami berada di halte yang lumayan buat sekedar berteduh.....

Tak banyak yang bisa kami lakukan, kecuali menatap sekitar diiringi curah hujan yang nggak mau berhenti...Pikiranku kubiarkan melayang kesemua arah....kubebaskan segala yang terlintas di benak....ada yang menjengkelkan....ada yang menyenangkan....ada yang memalukan.....ada yang ingin ku ulang.....hi..hi..senyum sendiri...

Mataku tertuju pada seorang laki-laki dengan pakaian kumal, menggunakan sesobek plastik untuk menutupi tubuhnya dari curah hujan. Ia memakai sandal japit butut, menenteng hasil memulung dan ada sebungkus makanan di tangannya. Buru-buru ia masuk ke sebuah 'rumah'di dekat rel kereta api, yang berupa emperan kecil dengan atap seng dan dindingnya dari berbagai macam papan, sehingga terbaca tulisan seperti bekas dari kiriman paket....
Setelah bapak itu masuk ke rumahnya, ia di sambut oleh istri dan dua orang anaknya yang masih balita. Kuperhatikan mereka layaknya mengamati talk show Oprah Winfrey... sangat antusias pengin tahu begitulah....

Sang bapak menyerahkan bungkusan makanan kepada istinya :'Ayo mak, cepat di suapin anak kita'. Jawabnya :'Iya pak, diberi makanan apa sama Gusti Allah?'. Tanpa menoleh, bapaknya menjawab : 'Lihat sendiri mak...apapun memang harus di syukuri'.
Setelah bungkusan dibuka, apa isinya?..........Nasi putih kebul-kebul dengan lauk ayam goreng dan urap yang masih fresh.... Segera di suapinya anak-anak yang sejak tadi memandangi bungkusan itu.... Lahap sekali mereka makan.... Pantes aja, di hujan yang deras begini, makan nasi hangat dengan ayam goreng yang chrispy...
Anaknya bilang :'Mak, besok lauknya seperti ini lagi ya? enak..." Maknya menyahut :'Iya nak, makanya makan yang banyak ya, biar jadi daging...'.

Itulah potret kebahagiaan keluarga. Berkumpul dengan keluarga dalam keadaan sehat, semuanya bisa menerima bagiannya, tidak ada konflik dan saling mengasihi satu sama lain disertai harapan yang membesarkan hati.
Kebahagiaan memang bukan di cari, tetapi di ciptakan oleh hati kita masing-masing...

Bahagiakah anda?


klik>> http://www.rahasiawebsitepemula.com/?id=anjarbinaryani

Selasa, 13 April 2010

Balon atau Telur?



Pada perayaan pesta ulang tahun anak-anak, kulihat ada 2 macam benda yang menarik. Benda itu biasa saja, tetapi saat ini aku baru memikirkannya.
Apa bedanya telur dengan balon? Pertanyaan yang mudah ya,....anak kecil aja tahu..he..he..

Keduanya sama-sama bulat dan lonjong, tetapi ada perbedaan yang sangat esensial.
Balon kelihatan lebih menarik, karena coraknya warna-warni, bergerak ringan kesana kemari. Tapi itu hanya penampakan dari luar saja, sedangkan di dalamnya hanya angin...
Telur, dari penampakan luarnya tidak se menarik balon, tetapi ia berisi dan berguna untuk kesehatan tubuh kita.

Balon bisa kita umpamakan sebagai "perbuatan gelap". Ia gampang dilakukan, enak, penuh daya pikat, menyenangkan, tetapi tidak berbuah apa-apa.....kecuali kehampaan dan kesia-siaan!.
Telur kita umpamakan sebagai"perbuatan terang". Ia tidak gampang dilakukan, tidak menarik, tetapi di dalamnya terkandung "potensi kehidupan". Padanya akan berbuah kebaikan, keadilan dan kebenaran.

Kita tinggal memilih, mau menjadi balon atau menjadi telur?. Kalau menjadi balon, hidup kita penuh kesemarakan, tetapi kosong dan berujung pada kesia-siaan. Kita akan membiarkan hidup kita di kendalikan oleh nafsu kedagingan.

Kalau menjadi telur, hidup kita akan biasa-biasa saja, tetapi "berisi" dan berbuah hal-hal indah dalam kehidupan kita. Maka, perlu kita pikirkan : bagaimanakah kita hidup di dunia ini? Menjadi telur...menjadi balon....menjadi telur...

Hayo....pilih yang mana??

klik>> http://www.rahasiawebsitepemula.com/?id=anjarbinaryani

Senin, 12 April 2010

Tertawa itu sehat



Kita tentu sudah tahu, bahwa tertawa itu banyak manfaatnya. Baik untuk diri sendiri maupun orang-orang di sekitar kita. Konon, tertawa dapat meningkatkan kekebalan tubuh hingga 40%. Tertawa menjadikan diri kita aktif menghadang yang namanya kuman penyakit. Tertawa juga memudahkan pernafasan, karena udara jenuh dalam tubuh kita akan mudah keluar. Lalu udara tadi di gantikan dengan udara segar yang diperlukan tubuh. Pergantian udara ini memperkaya kandungan oksigen dalam darah, juga membersihkan alat-alat pernafasan.
Manfaat tertawa untuk orang lain jelas.....menjadikan suasana renyah dan rileks, orang akan senang dekat kita karena kita memancarkan aura yang positif.

Tertawa bukan hanya bagus untuk tubuh, tetapi juga hati. Hati yang bersuka cita dan bersyukur kepada Tuhan, menikmati kebaikanNya.....menjadikan suka cita tanpa akhir. Ingat kan...hati yang gembira adalah obat yang mujarab. Sayangnya, tidak semua orang suka tertawa. Mereka terlalu sibuk dan serius mengurusi pekerjaannya. Tidak ada waktu untuk bercanda, meskipun tahu bahwa itu perlu. Mungkin ada berlian di giginya...takut di curi orang...ha..ha...

Kemampuan untuk tertawa, terlebih mentertawakan diri sendiri, termasuk salah satu pertanda kedewasaan seseorang. Di satu sisi, tertawa memperlihatkan kesadaran dan penerimaan. Bahwa kita ini manusia berdosa yang seringkali bertingkah bodoh, dan ketika kita ingat....rasanya menggelikan!. Di sisi yang lain, tertawa menyiratkan pengakuan, bahwa hanya dengan pertolongan Tuhan kita bisa mengatasi kebodohan itu.

Sudahkan anda tertawa hari ini? Yuuukk....




klik>> http://www.rahasiawebsitepemula.com/?id=anjarbinaryani

Minggu, 11 April 2010

Penyesalan yang terlambat


Ada khabar yang memberitakan, bahwa mama Shelvy sakit keras. Saat ini beliau ada di ruang ICU. Berita itu cepat sekali menyebar ke telinga segenap umat di wilayahnya. Mama Shelvy adalah seorang aktivis gereja, banyak beramal, banyak terlibat dalam berbagai kegiatan sosial. Begitu terkenalnya beliau, sehingga Bapa Uskup sendiri datang dan mengurapinya dengan minyak suci.

Mama Shelvy saat ini berusia kepala 5, lima berapa gitu.... Berarti sudah lebih dari setengah abad ya??....
Di tengah-tengah keadaan tidak sadar karena sakitnya, ia bermimpi....yang mungkin di yakini sebagai penglihatan.
Ketika itu sepertinya Tuhan Yesus datang dan menyentuh pundaknya. Tuhan bersabda, " Shelvy, jangan takut. Kamu pasti sembuh. Umurmu akan kutambah 30 tahun, 5 bulan dan 8 hari sebagai bonusnya".
Singkat cerita, mama Shelvy sembuh dan pulang ke rumahnya dengan hati yang gembira.

Sesampainya di rumah, ia melihat buku tabungannya. Di periksanya,..ternyata masih cukup uang untuk mempercantik diri. Kan masih lama hidupku.....katanya dalam hati. Lalu sejak itu, ia keluar masuk salon untuk mempercantik penampilannya. Ia menyemir dan me rebonding rambutnya. Juga sering facial wajah, menicure, pedicure dan entah apa lagi namanya. Ketika di lihatnya kulit wajahnya sudah kelihatan keriput, ia mendatangi dokter ahli bedah plastik. Setelah melalui konsultasi, segera di operasi juga wajahnya. Ia ingin tampil cantik, mempesona bak selebriti.......

Pada suatu siang, ketika ia mau ke salon....."duuaarr" bunyi benturan bodi mobil menabrak becak, yang di tumpangi mama Shelvy. Orang-orang di sekitar TKP lalu membawa korbannya ke rumah sakit terdekat. Sayang.....nyawa mama Shelvy tidak tertolong. Ia meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.

Di alam sana, Petrus pemegang kunci kerajaan surga hendak mengadili mama Shelvy, tetapi buru-buru Tuhan Yesus menghardiknya, " Jangan, ini bagianku....".
Bisa di bayangkan bagaimana marahnya mama Shelvy kepada Tuhan Yesus. Katanya " Tuhan Yesus ini bagaimana? katanya umurku masih lebih 30 tahun lagi....tetapi kenyataan sekarang apa? aku di panggil dengan cara yang tiba-tiba, tanpa persiapan...ini tidak fair..". Jelas kekecewaan terlihat pada nada bicara mama Shelvy.
Jawab Tuhan Yesus, " Oh...kamu to? Maaf, siapa kamu? Aku tidak mengenalmu" sambil menutup pintu.

Penyesalan selalu datang belakangan. Demikian juga dengan mama Shelvy. Ia sebetulnya sudah di beri kesempatan oleh Tuhan untuk mempersiapkan diri, sebelum di panggil. Tetapi ia lebih mementingkan penampilan fisik saja, keluar masuk salon kecantikan. Mestinya dulu ia lebih sering datang ke salon rohani, yaitu " Kamar pengakuan dosa ". Tuhan Yesus lebih memperhatikan kecantikan rohani daripada ragawi.
Bagaimana dengan anda?


klik>> http://www.rahasiawebsitepemula.com/?id=anjarbinaryani

Sabtu, 10 April 2010

Warna itu hitam


Namanya Rama. Sekarang ia berusia 24 tahun. Wajahnya tampan, kulitnya putih, bicaranya renyah dan banyak senyum. Itulah gambaran sosoknya, yang menurut orang....sangat charming.
Tetapi ada satu hal yang perlu kita ketahui, ia tidak sempurna, karena tidak bisa melihat....kedua matanya tidak berfungsi sejak ia lahir ke dunia.

Tak pernah ia tahu bagaimana raut muka orang-orang di sekelilingnya. Ia ingin melihat dan menyaksikan saat pergantian siang menjadi malam, bagaimana indahnya embun pagi di pucuk-pucuk daun. Apakah itu warna merah, hijau, kuning, atau yang lain? Selama ini, ia hanya bisa membayangkan. Baginya hanya ada satu warna dalam hidupnya, HITAM.....

Sekilas, kita akan kasihan. Ia sangat terbatas dalam melakukan segala hal. Banyak orang akan memandang sebelah mata terhadap dirinya. Ia bagaikan orang yang dipaksa minggir oleh keadaan... Kedengarannya tidak adil ya? tapi inilah kenyataan yang harus di jalani. Tak boleh mengeluh, tak boleh menyerah.....

Ayah dan ibunya yang sangat mengasihinya, mereka tidak tinggal diam. Rama kecil di sekolahkan, tetapi tidak di sekolah luar biasa....ia sekolah di sekolah biasa, yang muridnya normal semua. Orang tuanya menjadi mentor yang baik baginya. Ia memang menulis dan membaca dengan huruf braille, tetapi selebihnya ia di ajari banyak hal layaknya seorang anak normal. Ia di latih bahasa yang baik dan benar, di latih belajar dan mendengarkan musik, diajari attitude dan behavior yang baik, di bentuk mental dan fisiknya,...pendeknya ia di upayakan untuk tumbuh menjadi manusia sehat seutuhnya.

Kini, ia telah menjadi kebanggaan keluarga. Ia telah bekerja sebagai komposer pada perusahaan rekaman di Jepang. Ia seorang motivator dan penulis buku. Ia seorang jurnalis. Ia juga aktif di dunia maya, bahkan ia juga mempunyai web site dan blog sendiri. Hal ini di mungkinkan karena ia menggunakan layar pembaca pada komputernya. Artinya, setiap tulisan yang ia terima, akan di baca oleh mesin pembaca. Ia hanya menggunakan telinganya....

Rama bukanlah sebuah dongeng belaka, ia ada di antara kita. Masihkah kita akan memandangnya sebelah mata? Seorang tuna netra, yang telah berhasil membuktikan dirinya. Ia selalu menjadikan dirinya seorang yang pantas di cintai, bukan di kasihani.
Warna hitam yang dahulu menjadi karibnya, kini telah berubah menjadi pancaran aneka warna yang berpendar begitu indah dalam pikirannya. Ia amat optimis dan bersemangat menghadapi segala sesuatu. Ia memang cacat, tetapi memiliki kesempurnaan jiwa....


klik>> http://www.rahasiawebsitepemula.com/?id=anjarbinaryani

Jumat, 09 April 2010

Roda


Ada seorang Romo, yang juga mengajar pada sekolah SD di kota hujan, Bogor. Romo itu sangat menikmati pekerjaannya sebagai guru SD. Bergaul dengan anak-anak yang polos dan penuh semangat. Hari-harinya selalu diwarnai dengan keceriaan.....

Pada peringatan Paskah yang lalu, Romo itu mengadakan lomba menggambar dengan thema : bebas. Semua murid diwajibkan ikut. Wah, semua murid menyambutnya dengan gembira. Masing-masing mempersiapkan obyek gambar dan peralatannya sendiri.

Tiba hari yang di nantikan, murid-murid siap dengan imajinasi dan minatnya. Ada yang menggambar bunga, binatang, laut, gunung, kartun, dan masih banyak lagi. Selang beberapa jam, bel berbunyi ithing...ithing....ithing... tanda semua hasil karya harus di serahkan kepada guru. Mulai dari kelas 1 sampai kelas 6, jumlahnya mencapai lebih dari 600 gambar......amboi banyaknya....

Romo itu menjadi salah satu juri. Ia melihat dan menilai satu demi satu gambar karya anak-anak. Ada gambar yang lucu....ada yang pintar memainkan warna..... ada yang bagus goresannya.....ada yang gak jelas....ha...ha...itulah anak-anak.
Dari sekian jumlah gambar, ada satu yang menarik. Gambar dari anak kelas 3C. Gambarnya berupa sebuah roda, dengan tulisan di bawahnya "Hidupku seperti roda yang berputar". Hm..hm...dalam juga artinya....

Pada suatu hari, dalam suatu retret. Romo tersebut memimpin sesi pendalaman kitab suci. Ia membagi-bagi kartu yang si satu sisinya ada tulisannya. Satu satu peserta retret di tanya. Ada tulisan apa di kartu ibu? jawab ibu itu,"Sengsara", oke...ibu yang berikutnya? "Terang" jawab ibu yang di tanya. Lalu di lanjutkan dengan peserta yang lain. Ada " Senang ", " Gembira", "Terang", " Tertawa", "Lurus", "Berliku","Sedih", "Menangis", dst.

Ternyata masing-masing peserta mendapatkan kata-kata yang berbeda. Romo itu tersenyum melihat wajah-wajah peserta yang clingak clinguk..toleh kanan..toleh kiri..
Romo kemudian menjelaskan, bahwa ide ini terispirasi dari anak kelas 3 SD!!. Yang menyampaikan pesan, bahwa hidup ini tak selamanya mulus, ada sengsara, ada senang, ada menangis ada tertawa...seperti roda yang berputar. Dan roda itu akan menggilas apapun di depannya, tak peduli kerikil, batu, sampah, entah apa lagi.... Roda itu terus berputar.........seperti hidup kita...


klik>> http://www.rahasiawebsitepemula.com/?id=anjarbinaryani

Kamis, 08 April 2010

Dia, matahariku


" Mamaku tersayang, janganlah menangisi kepergianku. Aku sudah bahagia saat ini, karena ada Tuhan Yesus di sampingku. Kelak ada saatnya kita akan bersama lagi...."

" Papaku tersayang, tetaplah kuat menjadi papa yang baik. Aku di surga, mendoakan papa agar selalu sehat,lancar dalam pekerjaan dan selalu dalam lindungan Tuhan....".

" Mama dan papa, titip sun sayang buat adik Hendy...sampaikan padanya, aku sangat menyayanginya.....".

Pesan pendek di kertas surat itu ditemukan, ketika ibu Metty memberesi kamar anaknya, Meta. Terlintas tawanya memantul dari dinding kamarnya yang sepi. Boneka-boneka kesayangannya masih rapi berjejer di atas tempat tidur. Baju-baju ABG nya masih berjejer pada kapstok di lemarinya. Duh Gusti, kenapa anakku yang masih belia telah Kau panggil? Kenapa bukan aku lebih dulu, yang lebih tua dan lebih banyak dosa??. Kenapa penyakitnya begitu berat?? Isak tangis ibu Metty mengguncangkan badannya yang semakin lama semakin susut.

Ketika Natal tiba, biasanya Meta kecil berperan sebagai malaikat pada operet anak-anak. Ia menjadi malaikat yang selalu membawa tongkat dengan bintang di kepalanya. Ia menari dengan lincah, ceria dan sama sekali tidak mengira ada penyakit bersarang di tubuhnya....
Tak pernah ia mengeluh sebelumnya, tak pernah kami membicarakan sebelumnya. Sampai ada khabar yang mengagetkan itu, tiba-tiba Meta di ketahui telah mengidap kanker pada stadium lanjut. Ia koma selama 1 minggu, untuk akhirnya menghembuskan nafas terakhir beberapa bulan yang lalu.

Terbayang di benak ibu Metty, betapa ia dulu sakit-sakitan ketika mengandung Meta. Sering pingsan mendadak tanpa diketahui sebabnya. Betapa ia dulu sangat hati-hati menjaga Meta, layaknya ia menjaga kristal yang mudah retak. Ia sangat memperhatikan setiap makanan yang masuk ke perut Meta. Betapa ia sangat menyayangi Meta, dari hal kecil sampai besar sekalipun. Walau sesekali ia nakal atau bandel, Meta tetap buah hati yang menjadi matahari keluarga. Ia bersinar memberi kehangatan pada semua anggota keluarga.

Sekarang, setiap pagi jam 5.30, ibu Metty mengikuti misa pagi di kapel dekat rumahnya. Dia butuh dekat dengan Tuhan. Dia selalu memohon kepada Tuhan, agar di bebaskan dari perasaan menyesali diri. Ia mohon agar di beri kekuatan untuk melanjutkan kehidupannya. Ia berusaha untuk merelakan putri kecilnya pergi menghadap Tuhan. Setiap hari ia memohon tanpa henti....

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, tubuh ibu Meta tampak semakin langsing ( kurus tepatnya..). Ia tetap bekerja seperti biasa, melakukan tugasnya seperti biasa. Hingga pada suatu sore, ketika kami sedang latihan koor...'brugg' ibu Meta jatuh pingsan. Wah, semua anggota koor lainnya tergopoh-gopoh memberikan pertolongan...ada yang mengolesi dengan au de collognette, ada yang menggosok dengan balsem, ada yang menyiapkan air putih...heboh deh....

Beberapa hari kemudian kami bertemu, dan ada khabar gembira.....ia telah mengandung anak ke 3!!......Proficiat ibu Metty, selamat ibu Metty,...Tuhan selalu mempunyai rencana yang indah. Ia yang mengambil, Ia juga yang memberi....


klik>> http://www.rahasiawebsitepemula.com/?id=anjarbinaryani

Rabu, 07 April 2010

Mbah Sukinah


Tidak ada yang tahu usia persisnya. Semuanya serba kira-kira. Seingatnya, simboknya dulu pernah bilang, waktu ia lahir...pas gunung Merapi meletus untuk yang kedua kalinya.Ha..ha..apa nggak ada klu yang lebih jelas to mbah??
Sudahlah, itu tidak penting. Yang penting saat ini ia tetap sehat di usia senjanya.

Ia membuat dan berjualan tempe benguk. Benguk adalah biji kacang-kacangan yang biasa di buat tempe seperti tempe kara atau kedelai. Biji benguk relatif keras di banding yang lain, sehingga prosesnya lebih panjang. Harus di rebus dulu dalam waktu yang cukup lama, agar rasanya 'mak nyus'.

Dulu, ia membuat dan berjualan tempe di pasar setiap hari. Sekarang, mengingat usianya yang semakin renta, ia hanya melakukannya setiap tiga hari sekali. Itupun dibantu oleh anak lelakinya, karena ia sudah tidak kuat kalau harus membawa beban berat.
Betapa rumit pekerjaannya. Ia mencari daun jati di hutan untuk pembungkus tempe, mencuci biji benguk dan merebusnya dengan kayu yang di carinya di hutan. Setelah biji benguk empuk, diangin-anginkan dulu sebelum di taburi ragi. Terakhir di bungkus dan di ikat dengan batang padi. Esok pagi, di tata dengan rapi tempenya dalam tenggok ( bentuknya kotak terbuka, dari anyaman bambu ) untuk kemudian di bawa ke pasar.

Harga per biji tempe amat murah, dibandingkan tenaga dan biaya untuk membuatnya. Hanya Rp 250,- per bungkus!! Untuk ukuran zaman sekarang, harga itu sangat terjangkau oleh lapisan manapun. Dan biasanya, tempe-tempe itu akan habis dalam waktu setengah hari saja.


Ketika aku tanya, mengapa mbah Sukinah menjual tempe dengan harga yang sangat murah? mengingat tempe buatannya, sangat padat dan berisi...( kayak bodi cewek aja..he..he). Dengan gaya bicaranya yang sabar, ia menjelaskan bahwa pekerjaan yang dilakoninya adalah sebagai kewajiban, karena ia berprinsip : "Kalau mau makan, ya harus bekerja". Ia tidak mencari untung yang besar, tetapi ia lebih mengutamakan persaudaraan. Ia hanya butuh membeli kinang ( daun sirih, gambir dan tembakau ), tak perlu membeli emas....karena emas mahal harganya!..ha..ha..

Jalan pikiran seperti mbah Sukinah, amat jarang kita temukan pada masyarakat dewasa ini. Meskipun ia tidak berada, tetapi nilai-nilai luhur yang di ajarkan, menjadikannya kaya hati. Seandainya semua orang berperilaku seperti mbah Sukinah.....

klik>> http://www.rahasiawebsitepemula.com/?id=anjarbinaryani

Selasa, 06 April 2010

Cerita Nelayan


Sore yang sempurna. Seorang nelayan duduk di kursi kayu usangnya, menghirup kopi tubruk di temani singkong goreng kesukaannya. Ia memandang ke ujung cakrawala, mengamati sang mentari yang hampir tenggelam, diiringi deretan awan yang mengiringnya beranjak ke peraduan. Semburat warna jingga di langit, bunyi desiran angin pantai dan gemerisik bunyi daun kelapa, membuat suasana sore itu seperti di pinggiran suarga loka. Yang ada hanya ketenangan, keindahan, bebas tanpa beban....

Pak Nelayan melewati hari-harinya dengan rutinitas pada umumnya penduduk di sekitar pesisir. Pagi-pagi buta, ia bangun menyiapkan sampan dan peralatan menjala ikan, setelah itu mulailah perburuan ikan. Sekitar jam 7 pagi, ia mendaratkan perahunya di pantai. Ikan hasil tangkapannya ia jual ke pengepul di situ, sebagian kecil ia sisihkan untuk lauk pauk keluarganya.
Hasilnya tidak dapat di katakan banyak, tetapi cukup untuk makan sehari-hari. Baginya, keadaan ini sangat baik dan ia mensyukurinya. Bisa makan nasi 3x sehari adalah merupakan hal yang membahagiakan.

Ketika pak Nelayan sedang mengayam jaring untuk persiapan esok hari, datanglah seorang pengusaha kaya kepadanya. Setelah memperkenalkan diri dan basa basi seadanya, maka di mulailah percakapan keduanya.

Sang Pengusaha bertanya kepada pak Nelayan, " Pak, berapa jumlah penghasilan bapak untuk menghidupi keluarga?".
Jawabnya, " Lumayan pak, cukup buat makan sehari-hari".
Lalu sang Pengusaha menatap tajam kepada pak Nelayan, lalu katanya, " Ketahuilah pak Nelayan, saat ini sudah ada perahu yang amat canggih, di lengkapi dengan mesin otomatis. Apabila bapak berhasil menangkap ikan di laut, langsung ikan itu di proses oleh mesin, dan pada saat bapak mendarat, ikan-ikan tangkapan sudah di kemas dalam kaleng-kaleng yang siap di pasarkan. Kalau bapak mau, saya akan mendatangkannya esok hari".
Pak Nelayan manggut-manggut lalu bertanya, " Apa yang harus saya lakukan dan untuk apa?".
Langsung sang Pengusaha menjelaskan, " Bapak harus mencari ikan mulai jam 12 malam, karena ikan paling banyak didapatkan sekitar jam 2 pagi. Bapak juga harus memimpin beberapa anak buah karena tidak mungkin melakukan semuanya seorang diri. Setiap hari berpindah-pindah tempatnya menangkap ikan. Bapak mendarat setiap seminggu sekali. Kalau pekerjaan ini terus di tekuni, maka dalam waktu 3 tahun bapak pasti akan menjadi orang kaya.Bisa membeli kapal sendiri dan membangun rumah bagus. Banyak uang, bisa membeli apa saja, hidup senang bersama keluarga dan menikmati hari-hari dengan bebas, santai, enak deh pokoknya...".

Diam, itulah reaksi pak Nelayan mendengar penjelasan sang Pengusaha. Ia mendengarkan, berpikir dan akhirnya mengatakan, " Pak Pengusaha, saya menghargai tawaran bapak, tetapi bukankah untuk menjalaninya saya harus mengubah pola hidup, menata baru kehidupan saya, untuk mendapatkan kebebasan, ketenangan dan hidup santai...., padahal saya sudah memilikinya sekarang???. Saya terima apa yang ada sekarang ini dengan hati yang selalu bersyukur kepada Tuhan ".


klik>> http://www.rahasiawebsitepemula.com/?id=anjarbinaryani

Senin, 05 April 2010

Etos kerja



Istilah pengangguran tentu amat tidak enak di dengar, apalagi di alami. Sebaliknya, orang yang bekerja di sebut tidak menganggur. Mereka bekerja umumnya untuk mencari nafkah, baik untuk keluarganya maupun di niatkan untuk membantu kehidupan orang lain. Oleh karenanya, bekerja dapat dikatakan sebagai ibadah. Hal ini dihubungkan dengan pandangan masyarakat maupun Tuhan Allah. Dan semua orangpun tahu bahwa bekerja itu mulia dengan syarat-syarat tertentu, mulai dari niatnya, prosesnya dan hasilnya.

Dari segi niat...... Bekerja haruslah dengan ikhlas.... Semua yang kita kerjakan haruslah diniatkan untuk mendapatkan ijin dan berkat dari Tuhan. Bukan untuk mendapatkan pujian orang atau mungkin untuk menyombongkan diri...inilah saya!! hm...hm...bukan itu....

Lalu prosesnya.......Dalam melakukan pekerjaan haruslah mengikuti aturan yang berlaku secara benar. Kalau tidak, dapat menimbulkan kerugian, baik diri sendiri, orang lain maupun perusahaan dimana kita bekerja.

Kemudian hasilnya.....Untuk mencapai hasil yang maksimal, pekerjaan haruslah di lakukan secara profesional. Dan ada yang penting,....ia juga menjunjung tinggi nilai kejujuran. Artinya tidak membohongi diri sendiri, orang lain atau pihak manapun. Bekerja haruslah di bimbing oleh hati nurani, sehingga ia selalu mengedepankan tanggung jawab.

Kalau semua tugas pekerjaan sudah kita lakukan dengan niat yang baik, laku jujur disertai kedisiplinan, maka tak ada yang perlu kita khawatirkan. Sebagai manusia, kita sudah berlaku benar, hanya selebihnya serahkan semua pada Tuhan. Urusan rejeki hanya Tuhan yang berhak menentukannya....

Aku mempunyai niat untuk bekerja, meskipun pekerjaan itu bukanlah harus di kantor. Niatku sudah jelas, caranyapun aku sudah tahu. Sedikitpun aku tidak khawatir akan hasilnya. Prinsipku, kalau in put nya baik, pasti out put nya juga baik. SeTuJu KaN?

Have a nice day!


klik>> http://www.rahasiawebsitepemula.com/?id=anjarbinaryani

Minggu, 04 April 2010

Pertemuan pribadiku


Ketika itu badanku terasa ringan dan mengawang di udara. Aku melihat pemandangan yang menakjubkan, tentang sebuah kota yang penuh dengan lampu-lampu dan bayangan gedung-gedung tinggi. Aku melayang kesana kemari dan tiba-tiba aku merasa mual dan pusing. Aku mencari tempat untuk berpijak di bumi, akhirnya kulihat ada dataran nan luas. Disana kuputuskan untuk turun segera....

Aku merasa telah berada di padang gurun yang amat luas, sunyi dan suasananya temaram. Sebenarnya ada perasaan ragu dan takut di hatiku, karena aku bersama seseorang, tidak tahu ada di daerah mana? Kami hanya berjalan dan berjalan tanpa arah, sambil mencoba mencari tempat untuk bertanya. Terus....terus aku berjalan di sepanjang parit sepertinya....
Eh, tidak tahu awalnya, tiba-tiba ada gerombolan orang primitif mengejar kami sambil membawa dedaunan ( nggak tahu untuk apa? ). Wah....kami lari pontang-panting tanpa kenal lelah. Lari....lari....nggak peduli kiri kanan.

Setelah kami yakin telah lolos dari kejaran orang-orang primitif, kami bernafas lega. Sambil berjalan ter tatih-tatih karena kecapaian, kami mencoba mencari rumah penduduk untuk bertanya dan menumpang berteduh. Waduh, teman yang bersamaku sudah mengeluh kesakitan pada bagian perutnya. Jalannya sudah membungkuk menahan sakit. Aku kasihan melihatnya, tapi mau gimana? keadaan kita benar-benar tidak ada pilihan, kecuali terus berjalan dan berjalan.
Kami melihat ada beberapa rumah kokoh yang terbuat dari batu. Ada juga rumah bertingkat seperti model rumah panggung. Tetapi heran kotanya sepiii sekali, seperti kota mati.

Dalam keremangan suasana, akhirnya aku melihat ada satu rumah panggung dengan cat berwarna abu-abu, yang pintunya terbuka. Dengan sisa tenaga, kami menuju rumah tersebut. Beruntung.....ada wanita, tepatnya seorang ibu sedang berdiri di beranda. Wajahnya teduh dengan penutup kepala menjuntai sampai ke bawah. Tanpa basa-basi segera kukatakan bahwa temanku sakit perut dan mohon pertolongannya agar di beri tumpangan serta obat.

Ibu tersebut amat cantik, meskipun tanpa make up.... Ia amat anggun meskipun tanpa baju buatan designer ternama. Ia betul-betul menunjukkan citra seorang wanita yang memiliki kelembutan dan inner beauty yang amat mempesona.
Ia tidak menjawab permintaanku, hanya menunjuk kepada seseorang yang berada di bawah ( karena ibu ini berada di loteng ). Bahasa tubuhnya mengatakan " Tolonglah dahulu anak ini". Lalu kamipun datang kepada seorang yang di tunjuk, tetapi apa jawabnya?
" Kenapa kamu memintakan kesembuhan bagi orang ini ( temanku ), padahal dia mengenal aku?".

Aku tidak bisa berkata apa-apa, tetapi hanya menoleh kepada temanku yang jongkok kesakitan. Ketika aku mau meyakinkan lagi, siapa mereka itu???

Aku terbangun dari tidurku dengan wajah penuh keringat.... Mungkinkah aku telah bertemu dengan Bunda Maria dan Tuhan Yesus, meskipun hanya dalam mimpi? Rasanya aku ingin menyambung mimpiku untuk meminta jawaban dari sejumlah pertanyaan yang ada di kepalaku.....Mungkinkah???


klik>> http://www.rahasiawebsitepemula.com/?id=anjarbinaryani

Sabtu, 03 April 2010

Pada sebuah undangan



Kasih itu sabar, kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak marah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersuka cita karena ketidak adilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung sesuatu. ( 1 kor 13: 4-7 ).

Ayat emas itulah yang kubaca pada sebuah undangan perkawinan. Lalu ada foto pre wed sepasang kekasih di sebuah taman yang asri. Jelas terlihat kemesraan dan kekompakan pada saat berpose. Hanya ada satu kata yang pantas untuk mengomentari semuanya : indah!

Memang semua yang di awal pastilah baik adanya. Segalanya penuh harapan dan gambaran itu semakin dekat dengan kenyataan.
Hari 'H' tinggal menghitung detik-detiknya, tak lama lagi calon mempelai akan di kukuhkan sebagai suami istri yang syah. Ini kan idaman hati setiap manusia di dunia?
Betapa detik-detik itu menjadi moment yang begitu mengesankan. Ritual yang satu ke ritual selanjutnya begitu khidmat di jalani. Semuanya lancar...semuanya bahagia....
Selamat menempuh hidup baru teman, semoga kalian menjadi keluarga yang mampu menuju habitus baru dengan bahagia selamanya...

Waktu berjalan tanpa bisa di kendalikan, ia berputar mengikuti kodratnya. Pagi-siang-malam-pagi-siang-malam. Tak terasa kamu sudah memasuki tahun ke 5 perkawinanmu. Katamu, dunia indah yang kau bayangkan, tidak sepenuhnya menjadi kenyataan. Banyak kerikil bahkan batu sandungan kadang merintangi jalan-jalanmu. Langkahmu sesekali terseok dan kamu merasakan lelah...lelah...

Gak usah terlalu sentimentil kawan, jalani saja yang namanya kehidupan ini. Ada suka pasti ada duka. Kalau hari ini kamu menangis, besok pasti akan tertawa. Seperti yang tertulis pada ayat di atas : Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung sesuatu.
Tak ada pesta yang tak pernah usai...

O ya, aku pernah membaca di sebuah majalah, menurut survey hanya ada 15% pasangan suami istri di dunia ini yang menemukan cinta sejatinya. Selebihnya : TIDAK. ha..ha..ha...apakah kamu termasuk di kategori yang 85%??.....Gak apa-apa, banyak temannya.....


klik>> http://www.rahasiawebsitepemula.com/?id=anjarbinaryani

Jumat, 02 April 2010

Siapa yang paling pantas?


Apabila kita melihat acara TV, di stasiun manapun, pasti banyak pemberitaan tentang kasus korupsi, pelanggaran hak asasi manusia, tindak kekerasan, pembunuhan, dll. Seolah dunia sekarang ini di penuhi oleh orang-orang yang tidak tahu malu, egois, jahat dan tidak takut dosa...

Lihat saja, kasus bank C yang memakan banyak kurban, kasus penggelapan pajak oleh GT, pembunuhan dengan mutilasi, kasus SD yang konon melibatkan banyak petinggi, penggusuran kaki lima oleh aparat, masalah pengucuran dana talangan yang kasusnya rumit , dsb, dsb..pokoknya banyak!

Aku coba brain storming untuk menilai siapa yang paling pantas menjadi pejabat di negeri ini...

Seorang pemimpin yang mau berkurban demi kepentingan rakyat, yang rela menjadi tidak kaya untuk mewujudkan kemakmuran rakyatnya. Pemimpin yang tidak doyan duit, tidak mencari muka dan menerapkan aturan yang tegas, jelas. Siapa ya?

Kalau yang dari Angkatan Bersenjata itu mungkin bagus, tetapi tetap saja masih memihak kelompoknya. Ia menjadi pemimpin yang bagus bagi kelompoknya.
Atau dari kalangan intelektual, memang mumpuni sih tetapi ia hanya piawai dengan theori dan kurang memahami keadaan di lapangan. Sehinggga hal-hal yang seharusnya di tangani, justru terbengkalai dan memprioritaskan kepentingan segelintir orang.
Ada juga dari kalangan elite politik tertentu, tetapi yang terjadi hanyalah kekecewaan bagi rakyat. Banyak contohnya kan? Janjimu palsu.........
Yang dulu katanya ingin menyejahterakan seluruh rakyat, nyatanya hanya memupuk kekayan untuk diri sendiri dan suka melanggar hak asasi manusia.
Lalu dari kalangan artis, wah ini masih perlu dipertanyakan kwalitasnya, apa iya mereka bisa memimpin rakyat dengan hanya bermodal popularitas??

Setelah berhandai-handai dengan pikiranku sendiri, maka aku beranggapan bahwa negeri ini bisa menjadi negeri yang adil, makmur, sejahtera lahir bathin apabila yang menjadi kepala negara merangkap menteri dan pejabat pemerintahan adalah......Tuhan Yesus.
Karena Tuhan Yesus adalah pejuang hak asasi manusia. Ia rela berkurban demi kepentingan semua orang. Ia lemah lembut, tidak mencari muka dan tidak cinta uang. Ia sangat memahami keadaan manusia dan penasehat yang tegas dan jelas. Janjinya pun pasti akan di tepati....Ia akan membawa manusia pada kehidupan kekal yang diidamkan setiap orang yang berkenan kepadaNya....


klik>> http://www.rahasiawebsitepemula.com/?id=anjarbinaryani

Kamis, 01 April 2010

Kisah Nyata



Pada waktu terjadi konflik di Ambon beberapa tahun yang lalu, menyingkirlah segerombolan umat Kristini ke dalam hutan karena di kejar-kejar musuh. Mereka di pimpin oleh seorang pendeta wanita. Tiga hari lamanya mereka berjalan bahkan kadang merangkak di dalam hutan, tanpa penerangan, melintasi tebing terjal dan jurang yang curam. Mereka tanpa membawa bekal ataupun persiapan apapun, yang mereka pikir hanyalah menyelamatkan diri dari kejaran musuh.

Pada hari ketiga, pada suasana yang amat gelap semua anggota rombongan sudah kehabisan tenaga. Ibu pendeta berdiri di atas sebuah batu besar dan mulai memimpin doa. Ia berdoa mengucap syukur kepada Tuhan karena telah di luputkan dari kengerian besar, sambil menyerahkan semua anggota rombongan ke dalam tangan Tuhan. Ia pun juga mohon, apabila Tuhan mengendaki nyawanya, biarlah ia mati dengan mengenakan jubahnya.
Tiba-tiba di dengarnya suara gemericik air....ada aliran sungai! Maka segeralah ibu pendeta mempesilahkan semua anggota rombongan untuk menyegarkan badan di sungai itu ( minum, membasuh muka, dsb meskipun dalam keadaan gelap gulita ).

Setelah semuanya selesai, berdoalah lagi ibu pendeta mengucap syukur karena telah di berikan air untuk bisa bertahan hidup. Lalu ia mohon petunjuk dari Tuhan sendiri agar berkenan menunjukkan arah mana yang harus di tempuh.
Tiba-tiba ada semacam lampu yang berbentuk panah, menunjukkan suatu arah. Ibu pendeta mengajak anggota rombongan untuk berjalan mengikutinya. Berjalan.....berjalan terus sambil mengikuti arah panah, hingga mereka melihat ada beberapa orang yang tinggi besar sedang mendirikan tenda yang besar. Panah itu menunjukkan ke arah tenda itu, lalu menghilang. Sesampainya rombongan di dekat tenda, orang-orang yang tinggi besar tadi menghilang.

Lalu mereka menemukan tenda yang kokoh, lengkap dengan perapian di situ. Ibu pendeta memerintahkan semua anggotanya untuk mengeringkan baju sejenak sambil berteduh ( karena hari hujan). Setelah semuanya usai mengeringkan baju, ibu pendeta kembali mengucap syukur karena telah di sehatkan dan di kuatkan kembali, sambil mohon di beri petunjuk selanjutnya, arah mana yang harus di tempuh.

Tiba-tiba hujan berhenti dan tenda beserta perapiannya menghilang. Di depan mereka kembali terlihat anak panah yang menunjukkan suatu arah. Seperti sebelumnya, ibu pendeta beserta rombongan mengikuti arah panah itu dengan terus berdoa.

Setelah berjalan beberapa waktu, tiba-tiba ibu pendeta mengentikan langkahnya. Ia bersujud sambil tak hentinya berdoa. Ternyata ia bertemu dengan Tuhan Yesus dan Tuhan berpesan kepadanya "Gembalakanlah domba-dombaKu, Aku akan menyertaimu senantiasa". Maka selanjutnya ia semakin bersemangat memimpin rombongan untuk terus melanjutkan perjalanan di hutan.

Tak lama kemudian ibu pendeta dan rombongan memasuki suatu wilayah desa. Mereka bertemu dengan penduduknya dan merekapun di terima di rumah-rumah penduduk. Ternyata di situ hidup sekelompok orang Ambon asli dengan berbagai macam agama, yang hidup rukun dan damai.

Tuhan Yesus bukanlah cuma sejarah, tetapi Ia ada, dulu, sekarang dan selama-lamanya. Tuhan Yesus, tinggallah di hati kami, sekarang hingga kami menghadapMu....



klik>> http://www.rahasiawebsitepemula.com/?id=anjarbinaryani