
Ketika ditanya, apakah anda merasakan damai? Kalau jawabnya ya, syukurlah. Kalau tidak, perlu di tanya lebih lanjut, kenapa?...
Kata damai ternyata memiliki arti yang sangat luas. Damai menurut siapa?
Kalau ada dua orang yang berkelahi, kemudian ada orang yang melerai. Setelah melalui suatu negosiasi......akhirnya di sepakati kata damai. Tetapi belum tentu damai ini sungguh-sungguh di rasakan oleh kedua belah pihak. Mungkin mereka masih bersungut-sungut, masih ada rasa yang mengganjal, dst...
Seperti biasa dalam suatu keluarga, kalau kakak dan adiknya ribut, lalu orang tua menengahi. Keduanya telah di damaikan, tetapi tetap saja masih ada rasa jengkel...rasa tidak terima dan semacamnya.....
Juga ketika ada dua negara berselisih, kemudian negara adikuasa mengupayakan perdamaian. Memang kadang terjadi perdamaian, tetapi biasanya ada rasa penindasan di dalamnya.
Mungkin, begitulah damai di dunia.... Damai yang tidak sempurna. Karena masih ada kata "tetapi" atau "asalkan" yang mensyaratkan kondisi tertentu. Banyak manusia yang mengatakan ingin hidup damai, tetapi kadang ia sendiri justru tidak menunjukkan sikap perdamaian. Seperti yang sering kita saksikan di Papua, yang sering menyatakan perang antar sukunya. Mereka membawa senjata seperti panah, tombak dan pedang. Bagi mereka, nyawa di balas nyawa. Jumlah korban yang jatuh harus sama. Kalau pihak lawan telah menewaskan 5 orangnya, maka merekapun harus membunuh 5 orang lawan. Ngeri...
Tentu damai di dunia lain dengan damai dari Tuhan sendiri. Yaitu merasakan keyakinan bahwa Tuhan hadir di setiap peristiwa dalam kehidupan kita. Kedengarannya mudah, tetapi sulit untuk melakukannya. Alasannya, kita ini manusia daging, yang merasa sakit apabila di cubit, merasa marah apabila ada yang menusuk rasa, dst....
Setiap kita menginginkan....damai di bumi seperti di surga..., maka mulailah damai dengan diri sendiri....
klik>> http://www.rahasiawebsitepemula.com/?id=anjarbinaryani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar