Jumat, 12 Maret 2010

Persahabatan itu


Yang namanya mempunyai sahabat, hampir semua orang mengatakan itu perlu. Hanya orang-orang yang amat introvert yang menganggap punya sahabat itu gak ada manfaatnya. Karena orang seperti ini lebih enjoy dengan dunianya sendiri. Main sendiri, ke sekolah sendiri, beraktivitas sendiri, bertindak dengan keputusan sendiri, pokoknya apa-apa serba sendiri. Pikirnya, dunia milik dia seorang yang lain cuma numpang doang...
Tak apalah, memang semua keputusan tentang sikap dan perilaku kita, tidak ada yang melarang, kecuali melanggar norma-norma hukum tentunya. Akibat yang di timbulkan dari peri laku kita pun kita juga yang menanggungnya. Kalau kita bersikap cuek, orang lain pun akan cuek kepada kita. Kalau kita ramah, insya allah orang lainpun akan berbuat demikian. Kata orang Jawa, semua itu 'ngundhuh wohing pakarti'.

Persahabatan itu tidak selamanya enak. Adakalanya arti persahabatan itu di uji oleh berbagai macam perisriwa yang tidak mengenakkan. Misalnya sahabat kita terjerat kasus narkoba, nah disini kita harus bisa menempatkan diri sebagai supporter yang bijak. Tidak melulu menyalahkan dan menggurui, tetapi memberi solusi yang paling baik. Setiap orang, sedekat apapun pasti memiliki sisi-sisi yang amat pribadi. Untuk itulah mungkin hanya dengan sahabatnya ia mau berbagi. Entah dengan bercerita ataupun dengan tindakan tertentu.

Aku mempunyai sahabat yang dulunya amat kaya raya tetapi sekarang jatuh miskin. Betapa ini sangat menyakitkan dan menjadikannya seperti orang yang kehilangan pegangan. Ia tidak tahu apa yang mesti di lakukan, tidak percaya diri dan mempertanyakan apakah Tuhan masih mengasihi dia???
Wah, keadaan yang seperti ini bagiku adalah masalah berat karena ia sudah mengalami krisis iman dan mental.
Setiap kali kami bertemu, tak bosan-bosannya kuberikan semangat untuk bangkit. Ketika ia telpon atau sms, aku berikan kata-kata sebisaku yang menumbuhkan harapan baru. Meskipun sulit meyakinkan orang yang sudah dalam kondisi down seperti ini , tetapi aku tetap berusaha. Manusia hanyalah dalam kapasitas berusaha, biarlah Tuhan sendiri yang menyembuhkan luka bathinnya.

Sahabatku, jangan menyerah dengan keadaan. Jangan terlalu sering memandang bintang di langit. Pandanglah rumput di halaman. Ia tetap tumbuh berseri setiap hari, meskipun kaki-kaki manusia akan menginjaknya nanti. Tak usah khawatir, hidup kita ada yang memelihara dan menjaga. Serahkan semua pada sang sutradara.......

klik >> http://www.rahasiawebsitepemula.com/?id=anjarbinaryani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar