Selasa, 30 Maret 2010

The Passion of Christ


Kita semua tentu pernah melihat, minimal mengetahui jalan cerita film The Passion of Christ, besutan sutradara handal Mel Gibson. Di film itu Mel Gibson menggambarkan begitu apik dan konkrit tentang perjalanan sengsara Tuhan Yesus. Ia yang di siksa dan menderita sedemikian rupa tidak memprotes, tidak marah dan tidak membalas.

Tuhan Yesus yang tidak berdosa, di cari-cari kesalahannya oleh orang-orang yang membencinya.Bahkan muridnya sendiri, Yudas Iskariot berkhianat dengan menjualnya seharga 30 dinnar. Dan ciuman terakhir di pipi Tuhan Yesus adalah awal dari penderitaannya.
Begitu hebat penderitaan Tuhan Yesus, bahkan kita yang hanya menyaksikan di film banyak menitikkan airmata, sedih dan trenyuh.... O, seperti itulah kasih Tuhan kepada kita. Kasih yang tanpa batas....
Meskipun di olok-olok, di caci maki, di ludahi, di cambuki, di seret, di pukuli, tetap saja Ia diam. Orang-orang yang menyaksikannya, terutama perempuan - pasti gak tega melihatnya. Kulitnya yang tercabik cabik, wajahnya yang bengkak dan berdarah, tubuhnya yang lunglai dan darah menetes di sepanjang jalan salibNya. Ia sungguh menderita habis-habisan, hingga tak ada yang tersisa. Tidak ada.

Deritamu yang begitu hebat, di tambah pengkianatan Petrus yang menyangkal sampai 3 kali, tidak menyurutkan kasihMu. Engkau tetap memancarkan kebaikan kepada Perus dengan mengatakan "Inilah Ibumu" terhadap Bunda Maria.
Kasih Tuhan Yesus tak perlu di sangsikan, tetapi sikap para murid-murid lah yang keterlaluan!!. Mereka itu sangat dangkal dalam memahami kasih Tuhan.

Kadang kita berpikir, apakah sikap kita lebih baik dari para murid yang terdahulu? Bukankah kitapun seringkali menyalib Tuhan Yesus untuk yang kedua kalinya? dengan perilaku kita yang kadang tidak terkendali, tidak perduli dan mau enaknya sendiri?
Tuhan Yesus, ajarilah kami untuk mengasihi sesama dengan kasih yang tulus tanpa pamrih. Tidak membalas meskipun di sakiti, tidak memprotes meskipun diperlakukan tidak adil, tidak menuntut lebih dari yang Engkau beri.

Kami sungguh ingin menghayati penderitaanMu dengan penderitaan kami di dunia ini. Berilah kami kekuatan untuk terus menjalani hidup ini dengan hanya bergantung kepadaMu. Kami ikhlas menerima suka duka kehidupan, asalkan Engkau menjadi tempat pernaungan kami. Tuhan Yesus, kami membutuhkanMu, kami mencintaiMu. Tutup bungkus kami dengan darahMu yang kudus, supaya kami selamat dalam genggamanMu.

Selamat memasuki Tri Hari Suci..



klik>> http://www.rahasiawebsitepemula.com/?id=anjarbinaryani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar